Monday, May 4, 2015

daily analis 04 mei 2015


GBPJPYH4


Market Review

Sterling Merosot Pasca Kejutan Data Manufaktur. Poundsterling melemah terhadap pasangan mata uangnya setelah lembaga riset domestik mengejutkan pasar dengan laporan penurunan indeks manufaktur di bulan April. Outlook pesimis terhadap perekonomian Inggris oleh 600 manajer pembelian menjadi menambah beban Sterling yang kini kembali mencemaskan pemilu yang akan dilaksanakan kurang dari sepekan. Markit melaporkan hasil survei PMI Manufaktur Inggris di bulan April turun ke level 51.9, mengecewakan ekspektasi kenaikan 54.6 para analis yang disurvei Reuters. Laporan bulan Maret juga direvisi turun dari 54.4 menjadi 54. Aktivitas perindustrian Inggris kesulitan berkompetisi di pasar internasional seiring tingginya nilai tukar Pound Sterling membuat produk menjadi lebih mahal bagi konsumen asing serta adanya perlambatan pereknonomian global.

Aussie Abaikan Kenaikan PPI. Dollar Australia tertekan tingginya spekulasi pemangkasan suku bunga di Australia dan kembali melemahnya harga bijih besi. Data manufaktur China, pasar utama Australia, yang sedikit lebih baik dari prediksi, juga gagal memukau Aussie. Perdagangan Aussie dibayangi semakin bertumbuhnya spekulasi Reserve bank of Australia (RBA) akan memangkas suku bunga ke rekor terendah 2% saat rapat tanggal 5 Mei pekan depan. Aussie juga mengacuhkan data Producer Price Index (PPI) yang naik dari pertumbuhan 0,1% di akhir kuartal tahun 2014 menjadi peningkatan 0,5% di kuartal pertama serta mengungguli ekspektasi kenaikan 0,2%.

Data Ekonomi Positif, Dollar Kembali Optimis. Dollar menyentuh level tinggi 2-pekan terhadap yen pada hari Jumat dan pulih dari level rendah 2-bulan terhadap sejumlah mata uang utama, ditopang oleh sinyal bahwa perekonomian AS mulai stabil pasca perlambatan belakangan ini. Meski data ekonomi AS dirilis mix pada hari Jumat, dengan sejumlah pelemahan pada sektor manufaktur dan konstruksi, hal tersebut tidak menghentikan investor untuk membeli dollar yang sudah berada dalam kondisi oversold. Yield obligasi tenor 30-tahun dan 10-tahun di AS menyentuh level tinggi 7-pekan, turut menopang nilai tukar greenback. Dollar mulai mendapatkan momentum pada hari Kamis pasca dirilisnya data ekonomi yang lebih positif. Sinyal pemulihan pasar tenaga kerja dengan turunnya jumlah klaim pengangguran, kenaikan tingkat upah bersama dengan aktivitas bisnis di kawasan Midwest, semuanya membuat investor kembali beralih pada greenback.

Laju Pertumbuhan Sektor Manufaktur AS Masih Lemah. Sektor manufaktur AS bertumbuh dengan laju paling lemah dalam hampir selama 2 tahun di bulan April, memicu pabrik-pabrik untuk menghentikan perekrutan seiring menantikan kenaikan permintaan di AS dan luar negeri. PMI sektor manufaktur oleh Institute for Supply Management tidak berubah pada 51.5, level terendah sejak Mei 2013, menurut laporan grup yang bermarkas di Tempe, Arizona tersebut hari Jumat. Angka di atas 50 mensinyalkan ekspansi, namun data bulan April lebih rendah dari estimasi kenaikan menjadi 52.

 Terbebani Kinerja Lemah Wall St., Asia Berakhir Mixed. Saham Asia berakhir mixed pada hari Jumat seiring investor bereaksi terhadap beberapa data ekonomi dari Jepang dan China, dengan aksi jual di Wall Street sesi sebelumnya turut membebani. Volume juga tipis pada hari perdagangan terakhir minggu ini, seiring libur Labor Day di sebagian besar pasar Asia. Data yang dirilis sebelum pembukaan pasar menunjukkan inflasi konsumen Jepang tumbuh 2,2% pada bulan Maret, melampaui estimasi kenaikan 2,1%. Di China, PMI manufaktur stabil di 50,1 pada bulan April sementara PMI jasa turun menjadi 53,4 dari 53,7 pada bulan Maret. Nikkei225 Jepang berhasil rebound dari level terendah 4-minggu untuk ditutup naik tipis 0,05% seiring data domestik yang lebih baik dari perkiraan mengimbangi sentimen negatif yang ditularkan Wall Street. Para trader juga terlihat mengurangi eksposur mereka menjelang akhir pekan panjang, dimana pasar Jepang akan ditutup sampai 6 Mei untuk liburan Golden Week.

FTSE 100 Menguat, Saham Lloyds Naik Melesat Lebih Dari 5%. Bursa saham Inggris ditutup menguat pada hari Jumat, sementara mayoritas bursa saham Eropa lainnnya libur memperingati Hari Buruh. Data ekonomi yang dirilis dari Inggris menunjukkan indeks aktivitas manufaktur bulan April lebih rendah ekspektasi dan bulan sebelumnya. Saham Lloyds melesat lebih dari 5%, menjadi saham berkinerja terbaik di FTSE 100. Rally Lloyds terjadi setelah bank tersebut melaporkan laba sebelum pajak di kuartal pertama naik sebesar 21%. Indeks FTSE 100 ditutup menguat 0,4% menjadi 6985,95. FTSE 100 selama bulan April menguat 2,8% ditopang oleh kenaikan saham sektor energi setelah harga minyak mentah mencapai level tertinggi 2015.

Wall Street Rebound Dari Aksi Selloff Sehari Sebelumnya. Bursa saham AS terkerek naik di hari Jumat, melambung dari kejatuhan tajam sehari sebelumnya. Namun meski diikuti penguatan harian, performa bursa AS secara mingguan masih di teritori negative, sebagian besar disebabkan aksi sell off yang sangat tajam pada hari Kamis kemarin. Katalis negative bursa saham AS masih dipicu oleh data ekonomi yang mixed. Laju earnings korporat Q1 dirilis lebih baik dibanding estimasi. Dari 360 perusahaan di S&P500 yang telah melaporkan earnings, laba Q1 masih dalam jalur pelemahan -0.4% dibanding tahun sebelumnya, dimana angka ini lebih baik dibanding perkiraan analis atas penurunan laba -4.7%, sebagian besar disebabkan kekhawatiran penguatan Dollar dan penurunan harga minyak. Indeks S&P 500 naik 1,1% menjadi 2108,29, dalam sepekan turun 0,4%. Dow Jones menguat 1% menjadi 18024,06, namun melemah 0,3% selama sepekan. Nasdaq menambah 1,3% menjadi 5005,39, dengan penurunan mingguan sebesar 1,7%.

Penguatan Dollar Antarkan Emas ke Level Terendah 6 Pekan. Emas turun ke level terendah enam pekan akibat dollar yang kembali menguat merespon data ekonomi AS dan sentimen investor terhadap ekspektasi kenaikan suku bunga di AS dalam jangka panjang. Emas menyentuh level tertinggi sejak awal April pada kisaran $1.215 di pekan ini, namun gagal mempertahankan penguatan setelah Federal Reserve mengatakan melambatnya pertumbuhan ekonomi AS di kuartal pertama hanya bersifat sementara, dan tetap memproyeksikan kenaikan suku bunga di tahun ini. Pada hari Kamis emas merosot lebih dari 2% membuat logam mulia tersebut mencatat penurunan bulanan sebesar 0,1%. Kemerosotan tersebut merespon tingkat klaim tunjangan pengangguran AS turun lebih besar dari ekspektasi.

Pernyataan Irak Lemahkan Minyak. Minyak melemah pada hari Jumat, tertekan oleh Irak yang mengatakan tingkat ekspor akan naik ke level tertinggi 30 tahun, disaat yang sama produksi dari Organization of the Petroleum Exporting Countries masih berada pada level tertinggi sejak akhir tahun 2012. Harga minyak melemah setelah sebelumnya mencatat penguatan bulanan terbesar dalam hampir enam tahun terakhir, namun tetap mencatat penguatan dalam tujuh pekan beruntun. Minyak memangkas pelemahan hari Jumat setelah laporan mingguan dari perusahaan Baker Hughes menunjukkan masih berlanjutnya penurunan jumlah rig yang beroperasi di AS. Jumlah rig yang beroperasi telah turun dalam 21 pekan beruntun, pada pekan ini jumlah rig yang aktif berkurang sebanyak 21 menjadi 679, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebanyak 1.527.

Laba Rumah Sakit LifePoint Meningkat Seiring Tinggi nya Volume Admission. Rumah Sakit Lifepoint  mengatakan laba naik 5% pada kuartal pertama, karena reformasi perawatan kesehatan terus membantu mendorong volume penerimaan pasien lebih tinggi. Namun saham CFD Lifepoint turun sekitar 6% karena para investor terfokus pada penurunan indeks penerimaan pasien langganan dalam rumah sakit yang sama, sehingga terjadi aksi profit taking setelah saham LifePoint naik lebih dari 30% selama 12 bulan terakhir . 

Dampak asuransi kesehatan yang terbaru turut baru menyumbang $13 juta sepanjang kwartal pertama, sejalan dengan proyeksi perusahaan. Secara keseluruhan, untuk kuartal yang berakhir 31 Maret, LifePoint melaporkan laba sebesar $38.9 juta, atau 84 sen per saham, naik dari $37.1 juta, atau 78 sen, setahun sebelumnya. Pendapatan meningkat 25,5% menjadi US $ 1,3 miliar. Pendapatan per perawatan pasien naik 1,8%. Pendapatan Operasi meningkat 24,3%, sementara kunjungan ruang gawat darurat adalah 22,4% lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya.Pendapatan Operasional Berkshire Hathaway Meningkat 20 Persen. Berkshire Hathaway milik

 Warren Buffet membukukan kenaikan laba operasional sebesar 20% di triwulan pertama, ditopang kenaikan revenue pada divisi asuransi dan pembangunan jalan. Hasil earnings ini disambut positif oleh para investor yang juga mempersiapkan peringatan 50 tahun Berkshire dibawah komando Mr. Buffet pada rapat tahunan hari Sabtu di Omaha, Neb. Mr. Buffet telah meracik Berkshire menjadi perusahaan raksasa konglomerat yang memiliki 80 bisnis, dengan ragam bisnis seperti Lubrizol hingga ke Claytom Homes bahkan Dairy Queen. Bisnis inti Berkshire sendiri terdapat pada operasi asuransi nya, termasuk Geico Corp, dan reinsurer General Re, serta portfolio sekuritas. Secara keseluruhan, Berkshire melaporkan laju laba Q1 sebesar $5.16 milyar, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya di level $4.71 milyar. Laba operasional, yang tidak termasuk hasil investasi, meningkat ke $4.24 milyar, dibanding sebelumnya $3.53 milyar. Sementara laju revenue naik ke $48.64 milyar, dari sebelumnya $45.45 milyar.




Technical Outlook

EUR/USD. Bias bearish untuk jangka pendek seiring indikator stochastic dan RSI bergerak turun dari area jenuh beli dalam grafik 4-jam. Support terdekat terlihat di kisaran 1.1120 dan penembusan area ini akan memicu momentum pelemahan, untuk menargetkan 1.1050 dan 1.0920. Namun momentum bullish dapat terpicu jika harga naik konsisten dan lebih tinggi dari resisten 1.1285, membidik resisten berikutnya 1.1670 dan 1.1430.

GBP/USD. Bias bearish untuk jangka pendek, didukung sinyal bearish dari indikator MACD dan stochastic dalam grafik 4-jam. Downtrend membutuhkan konfirmasi penembusan support 1.5030 dan support berikutnya terlihat di kisaran 1.4920 dan 1.4800. Pergerakan naik konsisten yang melampaui resisten 1.5280 dapat memicu uptrend untuk membawa harga menuju area yang lebih tinggi 1.5380-1.5495.

USD/JPY. Bias bullish untuk jangka pendek didukung sinyal bulish dari indikator MACD dalam grafik 4-jam.  Resisten terdekat terlihat di kisaran 120.65 dan penembusan area ini berpotensi mendorong harga lebih tinggi menuju area 121.30-122.00. Sementara penurunan konsisten ke bawah support terdekat 119.60 (MA-200) seharusnya dapat memberikan tekanan tambahan untuk membawa harga menuju support berikutnya di area 119.00 dan 118.30.

USD/CHF. Harga terpantul pasca gagal menembus ke bawah area 0.9275, mencoba kembali ke area 0.9400 sebelum menguji area 0.9475 atau bahkan area 0.9600. Sementara itu untuk pergerakan turun, dibutuhkan break ke bawah area 0.9275 untuk melanjutkan kembali outlook bearish setidaknya menuju area 0.9150.

AUD/USD. Bias bearish dalam jangka pendek, terutama jika harga dapat menembus ke bawah area 0.7800 menuju area 0.7750 sebelum menguji area 0.7680. Untuk pergerakan naik, break ke atas area 0.7875 dapat melanjutkan outlook bullish jangka menengah menuju kembali ke area 0.7950. Secara keseluruhan, kami masih lebih memilih outlook bearish selama harga bertahan di bawah area 0.7950.

XAU/USD. Bias bearish dalam jangka pendek, berpotensi menguji area support 1170. Penembusan di bawah area tersebut akan membawa harga turun menuju area 1163. Pada pergerakan ke atas, penembusan di atas area 1185 akan membawa bias kembali ke netral akibat arah pergerakan menjadi tidak jelas, lebih jauh menguji area 1192.

Hang Seng Futures. Bias intraday menjadi bullish di jangka pendek khususnya jika harga berhasil tembus lagi secara konsisten diatas area 28165 untuk memicu momentum bullish lebih lanjut mengincar area 28550. Di sisi bawahnya, support terdekat tampak di area 27900, berbalik lagi secara konsisten dibawah area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas di jangka pendek kemungkinan menguji area support 27690 sebelum melanjutkan recovery ke atas.

Nikkei Futures. Bias intraday menjadi bullish di jangka pendek, namun masih dibutuhkan penembusan konsisten diatas area 19760 untuk memicu momentum bullish mengincar area 19915. Support terdekat tampak di area 19550, anjlok lagi secara konsisten dibawah area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas di jangka pendek kemungkinan menguji area 19395.

Kospi Futures. Bias masih bullish selama harga bertahan di atas area 267.00, dengan break ke atas area 270.00 akan membuka peluang untuk menguji area 272.30 atau bahkan 276.15. Untuk pergerakan turun, break ke bawah area 267.50 berpotensi mengubah outlook menjadi bearish menuju area 262.10 dalam jangka menengah.



sumber: monexnews
DISCLAIMER:
Semua tulisan yang terdapat dalam publikasi ini hanya bersifat informasi saja dan tidak ditujukan sebagai saran untuk melakukan trading. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari publikasi ini.

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.