GBPJPYH4
Market Review
Sterling Merosot Pasca Kejutan Data Manufaktur. Poundsterling melemah terhadap pasangan mata uangnya setelah lembaga riset domestik mengejutkan
pasar dengan laporan penurunan indeks manufaktur di bulan April. Outlook
pesimis terhadap perekonomian Inggris oleh 600 manajer pembelian
menjadi menambah beban Sterling yang kini kembali mencemaskan pemilu
yang akan dilaksanakan kurang dari sepekan. Markit melaporkan hasil
survei PMI Manufaktur Inggris di bulan April turun ke level 51.9,
mengecewakan ekspektasi kenaikan 54.6 para analis yang disurvei Reuters.
Laporan bulan Maret juga direvisi turun dari 54.4 menjadi 54. Aktivitas
perindustrian Inggris kesulitan berkompetisi di pasar internasional
seiring tingginya nilai tukar Pound Sterling membuat produk menjadi
lebih mahal bagi konsumen asing serta adanya perlambatan pereknonomian
global.
Aussie Abaikan Kenaikan PPI. Dollar Australia tertekan tingginya spekulasi pemangkasan suku bunga di Australia dan kembali melemahnya harga bijih besi.
Data manufaktur China, pasar utama Australia, yang sedikit lebih baik
dari prediksi, juga gagal memukau Aussie. Perdagangan Aussie dibayangi
semakin bertumbuhnya spekulasi Reserve bank of Australia (RBA) akan
memangkas suku bunga ke rekor terendah 2% saat rapat tanggal 5 Mei pekan
depan. Aussie juga mengacuhkan data Producer Price Index (PPI) yang
naik dari pertumbuhan 0,1% di akhir kuartal tahun 2014 menjadi
peningkatan 0,5% di kuartal pertama serta mengungguli ekspektasi
kenaikan 0,2%.
Data Ekonomi Positif, Dollar Kembali Optimis. Dollar menyentuh level tinggi 2-pekan terhadap yen pada hari Jumat dan pulih dari level rendah 2-bulan
terhadap sejumlah mata uang utama, ditopang oleh sinyal bahwa
perekonomian AS mulai stabil pasca perlambatan belakangan ini. Meski
data ekonomi AS dirilis mix pada hari Jumat, dengan sejumlah pelemahan
pada sektor manufaktur dan konstruksi, hal tersebut tidak menghentikan
investor untuk membeli dollar yang sudah berada dalam kondisi oversold.
Yield obligasi tenor 30-tahun dan 10-tahun di AS menyentuh level tinggi 7-pekan,
turut menopang nilai tukar greenback. Dollar mulai mendapatkan momentum
pada hari Kamis pasca dirilisnya data ekonomi yang lebih positif.
Sinyal pemulihan pasar tenaga kerja dengan turunnya jumlah klaim
pengangguran, kenaikan tingkat upah bersama dengan aktivitas bisnis di
kawasan Midwest, semuanya membuat investor kembali beralih pada
greenback.
Laju Pertumbuhan Sektor Manufaktur AS Masih Lemah. Sektor manufaktur AS bertumbuh dengan laju paling lemah dalam hampir selama 2 tahun di bulan April, memicu pabrik-pabrik
untuk menghentikan perekrutan seiring menantikan kenaikan permintaan di
AS dan luar negeri. PMI sektor manufaktur oleh Institute for Supply
Management tidak berubah pada 51.5, level terendah sejak Mei 2013,
menurut laporan grup yang bermarkas di Tempe, Arizona tersebut hari
Jumat. Angka di atas 50 mensinyalkan ekspansi, namun data bulan April
lebih rendah dari estimasi kenaikan menjadi 52.
Terbebani Kinerja Lemah Wall St., Asia Berakhir Mixed. Saham Asia berakhir mixed pada hari Jumat seiring investor bereaksi terhadap beberapa data
ekonomi dari Jepang dan China, dengan aksi jual di Wall Street sesi
sebelumnya turut membebani. Volume juga tipis pada hari perdagangan
terakhir minggu ini, seiring libur Labor Day di sebagian besar pasar
Asia. Data yang dirilis sebelum pembukaan pasar menunjukkan inflasi
konsumen Jepang tumbuh 2,2% pada bulan Maret, melampaui estimasi
kenaikan 2,1%. Di China, PMI manufaktur stabil di 50,1 pada bulan April
sementara PMI jasa turun menjadi 53,4 dari 53,7 pada bulan Maret.
Nikkei225 Jepang berhasil rebound dari level terendah 4-minggu
untuk ditutup naik tipis 0,05% seiring data domestik yang lebih baik
dari perkiraan mengimbangi sentimen negatif yang ditularkan Wall Street.
Para trader juga terlihat mengurangi eksposur mereka menjelang akhir
pekan panjang, dimana pasar Jepang akan ditutup sampai 6 Mei untuk
liburan Golden Week.
FTSE 100 Menguat, Saham Lloyds Naik Melesat Lebih Dari 5%. Bursa saham Inggris ditutup menguat pada hari Jumat, sementara mayoritas bursa
saham Eropa lainnnya libur memperingati Hari Buruh. Data ekonomi yang
dirilis dari Inggris menunjukkan indeks aktivitas manufaktur bulan April
lebih rendah ekspektasi dan bulan sebelumnya. Saham Lloyds melesat
lebih dari 5%, menjadi saham berkinerja terbaik di FTSE 100. Rally
Lloyds terjadi setelah bank tersebut melaporkan laba sebelum pajak di
kuartal pertama naik sebesar 21%. Indeks FTSE 100 ditutup menguat 0,4%
menjadi 6985,95. FTSE 100 selama bulan April menguat 2,8% ditopang oleh
kenaikan saham sektor energi setelah harga minyak mentah mencapai level
tertinggi 2015.
Wall Street Rebound Dari Aksi Selloff Sehari Sebelumnya. Bursa saham AS terkerek naik di hari Jumat, melambung dari kejatuhan tajam sehari
sebelumnya. Namun meski diikuti penguatan harian, performa bursa AS
secara mingguan masih di teritori negative, sebagian besar disebabkan
aksi sell off yang sangat tajam pada hari Kamis kemarin. Katalis negative bursa saham AS masih dipicu oleh data ekonomi yang mixed.
Laju earnings korporat Q1 dirilis lebih baik dibanding estimasi. Dari
360 perusahaan di S&P500 yang telah melaporkan earnings, laba Q1
masih dalam jalur pelemahan -0.4% dibanding tahun sebelumnya, dimana angka ini lebih baik dibanding perkiraan analis atas penurunan laba -4.7%,
sebagian besar disebabkan kekhawatiran penguatan Dollar dan penurunan
harga minyak. Indeks S&P 500 naik 1,1% menjadi 2108,29, dalam
sepekan turun 0,4%. Dow Jones menguat 1% menjadi 18024,06, namun melemah
0,3% selama sepekan. Nasdaq menambah 1,3% menjadi 5005,39, dengan
penurunan mingguan sebesar 1,7%.
Penguatan Dollar Antarkan Emas ke Level Terendah 6 Pekan. Emas turun ke level terendah enam pekan akibat dollar yang kembali menguat merespon data
ekonomi AS dan sentimen investor terhadap ekspektasi kenaikan suku
bunga di AS dalam jangka panjang. Emas menyentuh level tertinggi sejak
awal April pada kisaran $1.215 di pekan ini, namun gagal mempertahankan
penguatan setelah Federal Reserve mengatakan melambatnya pertumbuhan
ekonomi AS di kuartal pertama hanya bersifat sementara, dan tetap
memproyeksikan kenaikan suku bunga di tahun ini. Pada hari Kamis emas
merosot lebih dari 2% membuat logam mulia tersebut mencatat penurunan
bulanan sebesar 0,1%. Kemerosotan tersebut merespon tingkat klaim
tunjangan pengangguran AS turun lebih besar dari ekspektasi.
Pernyataan Irak Lemahkan Minyak. Minyak melemah pada hari Jumat, tertekan oleh Irak yang mengatakan tingkat ekspor akan naik ke level tertinggi
30 tahun, disaat yang sama produksi dari Organization of the Petroleum
Exporting Countries masih berada pada level tertinggi sejak akhir tahun
2012. Harga minyak melemah setelah sebelumnya mencatat penguatan bulanan
terbesar dalam hampir enam tahun terakhir, namun tetap mencatat
penguatan dalam tujuh pekan beruntun. Minyak memangkas pelemahan hari
Jumat setelah laporan mingguan dari perusahaan Baker Hughes menunjukkan
masih berlanjutnya penurunan jumlah rig yang beroperasi di AS. Jumlah rig yang beroperasi telah turun dalam 21 pekan beruntun, pada pekan ini jumlah rig yang aktif berkurang sebanyak 21 menjadi 679, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebanyak 1.527.
Laba Rumah Sakit LifePoint Meningkat Seiring Tinggi nya Volume Admission. Rumah Sakit Lifepoint mengatakan laba naik 5% pada kuartal
pertama, karena reformasi perawatan kesehatan terus membantu mendorong
volume penerimaan pasien lebih tinggi. Namun saham CFD Lifepoint turun
sekitar 6% karena para investor terfokus pada penurunan indeks
penerimaan pasien langganan dalam rumah sakit yang sama, sehingga
terjadi aksi profit taking setelah saham LifePoint naik lebih dari 30%
selama 12 bulan terakhir .
Dampak asuransi kesehatan yang terbaru turut
baru menyumbang $13 juta sepanjang kwartal pertama, sejalan dengan
proyeksi perusahaan. Secara keseluruhan, untuk kuartal yang berakhir 31
Maret, LifePoint melaporkan laba sebesar $38.9 juta, atau 84 sen per
saham, naik dari $37.1 juta, atau 78 sen, setahun sebelumnya. Pendapatan
meningkat 25,5% menjadi US $ 1,3 miliar. Pendapatan per perawatan
pasien naik 1,8%. Pendapatan Operasi meningkat 24,3%, sementara
kunjungan ruang gawat darurat adalah 22,4% lebih tinggi dari periode
tahun sebelumnya.Pendapatan Operasional Berkshire Hathaway Meningkat 20 Persen. Berkshire Hathaway milik
Warren Buffet membukukan kenaikan laba operasional
sebesar 20% di triwulan pertama, ditopang kenaikan revenue pada divisi
asuransi dan pembangunan jalan. Hasil earnings ini disambut positif oleh
para investor yang juga mempersiapkan peringatan 50 tahun Berkshire
dibawah komando Mr. Buffet pada rapat tahunan hari Sabtu di Omaha, Neb.
Mr. Buffet telah meracik Berkshire menjadi perusahaan raksasa
konglomerat yang memiliki 80 bisnis, dengan ragam bisnis seperti
Lubrizol hingga ke Claytom Homes bahkan Dairy Queen. Bisnis inti
Berkshire sendiri terdapat pada operasi asuransi nya, termasuk Geico
Corp, dan reinsurer General Re, serta portfolio sekuritas. Secara
keseluruhan, Berkshire melaporkan laju laba Q1 sebesar $5.16 milyar,
lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya di level $4.71 milyar. Laba
operasional, yang tidak termasuk hasil investasi, meningkat ke $4.24
milyar, dibanding sebelumnya $3.53 milyar. Sementara laju revenue naik
ke $48.64 milyar, dari sebelumnya $45.45 milyar.
Technical Outlook
EUR/USD. Bias bearish untuk jangka pendek seiring indikator stochastic dan RSI bergerak turun dari area jenuh beli dalam grafik 4-jam. Support
terdekat terlihat di kisaran 1.1120 dan penembusan area ini akan memicu
momentum pelemahan, untuk menargetkan 1.1050 dan 1.0920. Namun momentum
bullish dapat terpicu jika harga naik konsisten dan lebih tinggi dari
resisten 1.1285, membidik resisten berikutnya 1.1670 dan 1.1430.
GBP/USD. Bias bearish untuk jangka pendek, didukung sinyal bearish dari indikator MACD dan stochastic dalam grafik 4-jam. Downtrend
membutuhkan konfirmasi penembusan support 1.5030 dan support berikutnya
terlihat di kisaran 1.4920 dan 1.4800. Pergerakan naik konsisten yang
melampaui resisten 1.5280 dapat memicu uptrend untuk membawa harga
menuju area yang lebih tinggi 1.5380-1.5495.
USD/JPY. Bias bullish untuk jangka pendek didukung sinyal bulish dari indikator MACD dalam grafik 4-jam. Resisten terdekat terlihat di kisaran 120.65 dan penembusan area ini berpotensi mendorong harga lebih tinggi menuju area 121.30-122.00. Sementara penurunan konsisten ke bawah support terdekat 119.60 (MA-200) seharusnya dapat memberikan tekanan tambahan untuk membawa harga menuju support berikutnya di area 119.00 dan 118.30.
USD/CHF. Harga terpantul pasca gagal menembus ke
bawah area 0.9275, mencoba kembali ke area 0.9400 sebelum menguji area
0.9475 atau bahkan area 0.9600. Sementara itu untuk pergerakan turun,
dibutuhkan break ke bawah area 0.9275 untuk melanjutkan kembali outlook
bearish setidaknya menuju area 0.9150.
AUD/USD. Bias bearish dalam jangka pendek, terutama jika harga dapat menembus ke bawah area 0.7800 menuju area 0.7750 sebelum menguji area 0.7680. Untuk
pergerakan naik, break ke atas area 0.7875 dapat melanjutkan outlook
bullish jangka menengah menuju kembali ke area 0.7950. Secara
keseluruhan, kami masih lebih memilih outlook bearish selama harga
bertahan di bawah area 0.7950.
XAU/USD. Bias bearish dalam jangka pendek, berpotensi menguji area support 1170. Penembusan di bawah area tersebut akan membawa harga turun menuju area
1163. Pada pergerakan ke atas, penembusan di atas area 1185 akan membawa
bias kembali ke netral akibat arah pergerakan menjadi tidak jelas,
lebih jauh menguji area 1192.
Hang Seng Futures. Bias intraday menjadi bullish di jangka pendek khususnya jika harga berhasil tembus lagi secara konsisten diatas area 28165 untuk memicu
momentum bullish lebih lanjut mengincar area 28550. Di sisi bawahnya,
support terdekat tampak di area 27900, berbalik lagi secara konsisten
dibawah area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya
menjadi kurang jelas di jangka pendek kemungkinan menguji area support
27690 sebelum melanjutkan recovery ke atas.
Nikkei Futures. Bias intraday menjadi bullish di jangka pendek, namun masih dibutuhkan penembusan konsisten diatas area 19760 untuk memicu momentum
bullish mengincar area 19915. Support terdekat tampak di area 19550,
anjlok lagi secara konsisten dibawah area tersebut dapat membawa harga
ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas di jangka pendek
kemungkinan menguji area 19395.
Kospi Futures. Bias masih
bullish selama harga bertahan di atas area 267.00, dengan break ke atas
area 270.00 akan membuka peluang untuk menguji area 272.30 atau bahkan
276.15. Untuk pergerakan turun, break ke bawah area 267.50 berpotensi
mengubah outlook menjadi bearish menuju area 262.10 dalam jangka
menengah.
sumber: monexnews
DISCLAIMER:
Semua tulisan yang terdapat dalam publikasi ini hanya bersifat informasi saja dan tidak ditujukan sebagai saran untuk melakukan trading. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun
demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua
informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak
bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak
langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan
informasi dari publikasi ini.