Wednesday, April 15, 2015

daily analis 15 apr 2015

 bisnis online praktis

Market Review

 Penjualan Ritel di Bawah Ekspektasi, Dollar Melemah. Dollar melemah terhadap mata uang utama setelah penjualan ritel AS dirilis dibawah ekspektasi. Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel naik 0,9% di bulan Maret. Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi dalam satu tahun terakhir, namun masih dibawah ekspektasi ekspektasi 1,1% oleh para ekonom yang disurvei MarketWatch. Sementara itu Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga produsen naik 0,2% di bulan Maret dari bulan sebelumnya. Ekonom yang disurvei Wall Street Journal telah memperkirakan kenaikan 0,2% tersebut.
 
 Yen Menguat Tajam Sentuh Level Tertinggi 2-Tahun Terhadap Euro. Mata uang Yen menguat terhadap berbagai mata uang utama di hari Selasa, bahkan menyentuh level tertinggi dalam 2 tahun terakhir terhadap euro, setelah penasihat ekonomi untuk PM Shinzo Abe mengindikasikan bahwa mata uang telah mengalami kejatuhan terlampau berlebihan sehingga dibutuhkan koreksi atas pelemahan sejauh ini. Koichi Hamada menyatakan bahwa level Yen 120 per dollar sangat lemah, dan menilai level 105 terhadap Dollar merupakan level yang lebih sesuai. Selain itu Yen juga tertopang oleh sinyal BoJ di hari Senin bahwa program stimulus mulai menunjukkan benefit yang lebih luas, dan memberikan sinyal minimnya prospek penambahan stimulus di jangka pendek. Sebaliknya faktor yang membebani kinerja Euro adalah situasi Athena yang sedang menyiapkan default hutang jika tidak meraih kesepakatan dengan para kreditur di akhir bulan. Namun Yunani membantah rumor tersebut, dengan bersikeras bahwa proses negosiasi masih berjalan lancar.
 
 Peningkatan Sentimen Bisnis Topang Kinerja Aussie. Aussie menguat terhadap dollar setelah dunia usaha Australia melaporkan kenaikan kondisi di bulan Maret seiring naiknya penjualan dan profitabilitas memberikan optimisme perusahaan untuk menaikkan rencana investasi modal. Survei bulanan National Australia Bank terhadap 400 perusahaan menunjukkan angka indeks untuk kondisi bisnis naik 4 poin menjadi +6 di bulan Maret, di atas rata-rata +4. Angka tersebut mengangkat sentimen bisnis menjadi +3, membalikka penurunan di bulan Fabruari.
 
 Indeks Harga Konsumen Inggris Flat di Bulan Maret. Indeks harga konsumen Inggris flat di bulan Maret dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menjadi tanda lemahnya inflasi di sebagian besar negaranegara maju. Biro statistik Inggris pada hari Selasa melaporkan indeks harga konsumen sebesar 0% di bulan Maret, tidak berubah dari bulan Februari. Meski demikian, pejabat Bank of England memberikan sinyal keyakinan Inggris tidak akan mengalami deflasi jangka panjang. Anggota dewan BOE pimpinan Gubernur Mark Carney memperkirakan masa inflasi rendah akan segera berlalu, dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil dan turunnya tingkat pengangguran.

 Profit-Taking Warnai Bursa Asia, Fokus Pada Earnings. Bursa saham Asia diperdagangkan mix pada hari Selasa akibat aksi profit-taking menyusul rally bullish belakangan ini di sejumlah pasar regional dan seiring investor menantikan musim earnings. Bursa China mengalami perdagangan yang berfluktuatif, dengan indeks saham gabungan Shanghai China keluar masuk area positif dan negatif. Di Hong Kong, indeks Hang Seng melemah lebih dari 1%, akibat aksi profit-taking menyusul rally hampir sebesar 13% dalam 8 sesi terakhir. Aksi profit taking juga menekan indeks Nikkei 225 Jepang untuk berada di area netral sepanjang sesi, measih berada dekat dengan level penting psikologis 20,000. Indeks Kospi dari Korea Selatan menguat sebanyak 0.6%, berhasil menembus level kuncil 2,100 untuk pertama kalinya dalam hampir selama 4 tahun.
 
 Bursa Saham Eropa Tergelincir Setelah Perilisan Laporan Earnings. Bursa saham Eropa ditutup negatif pada hari Selasa, seiring investor berhati-hati menjelang rapat bank sentral Eropa pekan ini dan dimulainya secara resmi musim earnings kuartal pertama. Saham Alcatel-Lucent melonjak sebesar 15% setelah perusahaan Nokia dari Finlandia mengkonfirmasi perkembangan terkait diskusi merjer mereka dengan perusahaan telekomunikasi asal Perancis itu. Sebelumnya, saham Nokia sempat turun sebanyak 6% pada awal penawaran, sebelum akhirnya rebound untuk berakhir 3.6% lebih rendah. Saham dari merek mewah LVMH tergelincir untuk ditutup turun hampir 2.5% setelah mereka merilis angka penjualan kuartal pertama yang secara luas sejalan dengan ekspektasi. Indeks DAX Jerman merosot 0,9%, dibuntuti CAC Perancis yang melemah 0,7%. Sementara indeks FTSE Inggris ditutup menguat tipis 0,1%.
 
 Wall St Mixed di Awal Musim Earnings. Saham-saham AS ditutup mixed pada hari Selasa seiring investor mencerna beberapa laporan earnings dan data ekonomi yang moderat. Laba bersih JPMorgan dilaporkan naik menjadi $5,91 milyar atau $1,45 per saham pada kuartal yang berakhir 31 Maret, dari $5,27 milyar atau $ 1,28 per saham setahun sebelumnya. Wells Fargo membukukan laba $1,04 per saham, 6 sen di atas estimasi, dengan pendapatan juga melampaui perkiraan. Sementara Johnson & Johnson membukukan penurunan 8,6% dalam laba kuartalan. Di sisi fundamental, penjualan ritel AS mencatat kenaikan pertama sejak akhir tahun lalu dengan tumbuh 0,9% pada bulan Maret. Namun itu masih di bawah estimasi kenaikan 1,1%. Sedangkan Indeks Harga Produsen AS mengakhiri penurunan 4-bulan beruntun dengan naik 0,2% pada bulan Maret, sesuai harapan. Dow Jones Industrial Average ditutup 0,33% lebih tinggi, dipimpin oleh saham Chevron. Kinerja solid sektor energi juga membantu S&P500 ditutup naik 0,16%. Sementara Nasdaq Composite harus melemah 0,22%.
 
 Minyak WTI Lampaui $53 Untuk Settle Di Level Tertinggi Dalam Sepekan. Harga minyak mentah berjangka berakhir di level tertinggi mereka dalam sepekan pada hari Selasa, dengan pembicaraan tentang potensi pengurangan output dari Organization of the Petroleum Exporting Countries dan ekspektasi untuk penurunan dalam produksi AS berikan kombinasi untuk naikan harga minyak mentah berjangka AS di atas $53 per barel. Kontrak minyak WTI bulan Mei naik $1.38, atau 2.7%, untuk berakhir di $53.29 di Nymex. Itu adalah level penutupan tertinggi sejak 7 April dan menandai untuk kenaikan empat sesi beruntun. Kontrak minyak Brent di London, yang akan berakhir pada hari Rabu, naik 50 sen, atau 0.9%, menjadi $58.43 per barel.
 
 Emas Pangkas Kerugiannya Karena Pelemahan Dollar Setelah Data AS. Harga emas mengurangi kerugiannya pada hari Selasa, seiring dollar AS yang berbalik melemah setelah data penjualan retail dan harga produsen di Amerika Serikat hasilnya lebih lemah dari perkiraan, namun harga masih berada di bawah $1,200/onz karena pasar ekuitas yang lebih tinggi. Departemen Perdagangan AS pada hari Selasa melaporkan bahwa penjualan retail naik 0.9%, berada di bawah 1% yang diperdiksi oleh pada ekonom yang di survei oleh Reuters. Secara terpisah, Departamen Tenaga Kerja mengatakan bahwa indeks harga produsen untuk permintaan akhir naik 0.2% pada bulan lalu. Namun dalam periode 12 bulan sampai Maret, harga produsen turun 0.8%, itu adalah penurunan tahunan terbesar untuk tingkat tahunan sejak tahun 2009. Harga emas berjangka AS untuk kontrak bulan Juni berakhir turun $6.70/onz di $1,192.60.

 Mengejutkan, Laba Wells Fargo Turun Untuk Pertama Kali Sejak 2010. Wells Fargo & Co. pada hari Selasa melaporkan penurunan 1,5% laba kuartal pertama, yang menjadi penurunan pertama kali dalam lebih dari 4 tahun, seiring bank terbesar ke-4 di AS berdasarkan aset itu terus tertekan oleh margin pinjaman. Bank yang berbasis di San Francisco itu melaporkan laba $5,8 milyar atau $1,04 per saham, lebih rendah dibandingkan torehan laba $5,89 milyar atau $ 1,05 per saham setahun sebelumnya. Sementara pendapatan dilaporkan meningkat 3,2% menjadi $21,28 milyar. Para analis Wall Street sebelumnya memprediksi Wells Fargo akan membukukan laba 98 sen per saham, dengan pendapatan $21,24 milyar. Dipimpin Chief Executive John Stumpf, Wells Fargo telah secara konsisten mendorong pertumbuhan pendapatan selama beberapa tahun terakhir dengan berfokus pada pinjaman rumah tangga dan bisnis di AS. Sebelum laporan hari Selasa, bank telah mencatat kenaikan laba 18 kuartal beruntun.
 
 Apresiasi Dollar AS Menggerus Laba, Outlook J&J. Johnson & Johnson melaporkan penurunan 8,6% laba kuartal pertama dan memangkas outlook laba per saham untuk tahun fiskal 2015, di tengah meningkatnya tekanan dari penguatan Dollar AS dan melemahnya penjualan obat hepatitis C, Olysio. J&J menurunkan estimasi laba per saham untuk tahun ini ke kisaran $6,04 sampai $ 6,19 dari sebelumnya $6,12 sampai $6,27. Sementara penjualan Olysio, yang menjadi motor utama penjualan J&J tahun lalu, menghasilkan $98 juta di AS, merosot sekitar 2/3 dari $291 juta setahun sebelumnya dan di bawah $256 juta pada kuartal ke-4. Secara keseluruhan J&J membukukan laba kuartal pertama $4,32 milyar atau $1,53 per saham, lebih rendah dibandingkan $4,73 milyar atau $1,64 per saham setahun sebelumnya. Pendapatan juga turun 4,1% menjadi $17,37 milyar. Para analis sebelumnya memprediksi J&J akan meraup laba $1,54 per saham, dengan pendapatan $17,31 milyar.



 

Technical Outlook
 
 EUR/USD. Bias intraday masih bullish di jangka pendek khususnya jika harga berhasil tembus diatas area 1.0720 untuk memicu momentum bullish lebih lanjut mengincar area 1.0770. Di sisi bawahnya, support terdekat tampak di area 1.0620, anjlok lagi secara konsisten dibawah area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas di jangka pendek kemungkinan mengincar area 1.0570 sebelum dapat melanjutkan recovery keatas.
 
 GBP/USD. Bias intraday menjadi bullish di jangka pendek namun masih dibutuhkan penembusan konsisten diatas area 1.4830 untuk memicu momentum bullish mengincar area 1.4875. Support terdekat tampak di area 1.4720, anjlok lagi secara konsisten dibawah area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas di jangka pendek kemungkinan menguji area 1.4670 di jangka pendek.
 
 USD/JPY. Bias intraday masih bearish di jangka pendek khususnya jika harga berhasil tembus dibawah area 119.00 untuk memicu momentum bearish mengincar area 118.60. Di sisi atasnya, resisten terdekat tampak di area 119.65, berbalik secara konsisten diatas area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas di jangka pendek kemungkinan menguji area 120.20 sebelum melanjutkan trend pelemahan.
 
 USD/CHF. Bias netral dalam jangka pendek, support terdekat terlihat pada kisaran 0.9655, sementara resisten terdekat berada pada kisaran 0.9760. Penembusan di bawah area 0.9655 akan membawa harga turun untuk menguji area 0.9590, sebelum membidik area 0.9560. Disisi lain penembusan dan gerakan konsisten di atas area 0.9760 seharusnya memicu momentum bullish menuju area 0.9820.

  AUD/USD. Bias bullish dalam jangka pendek, berpotensi menguji area 0.7660. Penembusan di atas area tersebut akan membawa bias ke zona netral, lebih jauh menuju area 0.7800. Pada pergerakan ke bawah, support terdekat berada dikisaran 0.7580, penembusan di bawah area tersebut seharusnya memicu momentum bearish lebih lanjut menguji area 0.7530.
 
 XAU/USD. Bias sideways dalam jangka pendek dengan potensi kisaran perdagangan terlihat diantara area 1197 (MA 100) dan 1188 (MA 200) pada grafik 4 jam, diperlukan menembus salah satu sisi untuk dapatkan petunjuk lebih lanjut. Untuk sisi atasnya, break dia atas area 1197, seharusnya dapat memicu bullish lebih lanjut menargetkan ke area 1205. Dan untuk sisi bawahnya, jika harga dapat break di bawah area 1188, harga dapat menguji ke area 1178 sebagai level support selanjutnya..
 
  Hang Seng Futures. Berdasarkan grafik 4-jam, bias masih cenderung bearish terutama jika harga mampu clear break di bawah MA-21 di sekitar 27240. Yang akan memicu keberlanjutan skenario koreksi bearish menuju area 26980 atau bahkan area 26830. Pada sisi sebaliknya, resistensi terdekat berada di area 27635. Break kembali di atas area tersebut akan membawa harga ke zona netral dalam jangka pendek dengan kemungkinan menguji ulang area 27990.
 
 Nikkei Futures. Mengacu dari grafik 4-jam, bias bearish meskipun masih diperlukan penembusan konsisten di bawah area 19790 untuk memicu momentum bearish lebih lanjut menuju area 19705 sebelum mengincar area 19610. Sebaliknya, area 19870 akan bertindak sebagai resistensi terdekat. Break kembali di atas area tersebut akan membawa harga ke zona netral dalam jangka pendek dengan kemungkinan menguji ulang MA- 21 di sekitar 19925.
 
 Kospi Futures. Bias bullish dalam jangka pendek setelah harga ditutup di atas MA 50-100-200 di grafik 1 jam, namun kita harus berhati-hati untuk adanya koreksi seiring indikator Stochastic berada di wilayah jenuh beli. Level resisten terdekat terlihat diksarab area 266.45, break di atas area tersebut dapat memicu bullish lanjutan menuju ke area 267.15 sebelum menguji ulang ke area kunci resisten di 268.00. Jika harga gagal untuk menembus di atas area 266.45, harga dapat terkoreksi untuk menguji ke area 265.00, kembali turun di bawah area 265.00, harga dapat tergelincir lebih lanjut menuju ke wilayah 263.90 sebelum menuju ke area 262.30.


sumber: monexnews
 DISCLAIMER:
Semua tulisan yang terdapat dalam publikasi ini hanya bersifat informasi saja dan tidak ditujukan sebagai saran untuk melakukan trading. kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari publikasi ini.

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.