Thursday, April 30, 2015

daily analis 30 apr 2015


GBPUSDH4
 

Market Review

Outlook Kenaikan Suku Bunga Antar Sterling Perpanjang Reli. Reli Poundsterling terhadap Dollar berlanjut di sesi ketujuh di tengah semakin sempitnya perbedaan outlook kenaikan suku bunga oleh Bank of England (BoE) dengan Federal Reserve. Poundsterling tidak menahan diri dalam mencetak reli terpanjang dalam tiga tahun terhadap Dollar AS. Sterling terus merangkak naik ke level tertinggi dalam delapan pekan terhadap Dollar. Morgan Stanley memprediksi BoE akan menaikkan suku bunga secepatnya 12 bulan mendatang, empat bulan setelah Federal Reserve. Bulan lalu, prediksi kenaikan suku bunga Inggris dengan AS selisih 10 bulan. Semakin sempitnya outlook kenaikan suku bunga pertama kalinya untuk AS dan Inggris memberikan dukungan pada perdagangan Sterling. Sterling menambahkan gain setelah laporan GDP AS di kuartal pertama naik 0,2% sementara GDP kuartal pertama Inggris berekspansi sedikit lebih tinggi menjadi 0,3%. 

Data GDP AS Mengecewakan Dollar. Dollar anjlok ke level rendah 8-pekan pada hari Rabu pasca data menunjukkan perekonomian AS bertumbuh jauh lebih lambat dari estimasi pada kuartal pertama, menguatkan pandangan adanya laju kenaikan suku bunga yang bertahap oleh Federal Reserve. Sementara itu, The Fed memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh secara moderat meski pertumnbuhan ekonomi di kuartal pertama rendah, dan tetap membuka peluang kenaikan suku bunga pertama sejak tahun 2006. Pernyataan tersebut membuat peluang kenaikan suku bunga di bulan Juni masih terbuka, namun data-data yang dirilis sebelumnya kurang mendukung hal tersebut.

Kiwi Labil Merespon Data Ekonomi. Kiwi berfluktuasi terhadap Greenback setelah laporan ekonomi mixed dari Selandia Baru.Surplus perdagangan Selandia baru melebar menjadi 631 juta NZD dari 50 juta NZD di bulan sebelumnya. Analis memprediksi surplus perdagangan akan melebar menjadi 315 juta NZD untuk bulan Maret. Walau performa bulanannya memuaskan, namun neraca perdagangan tahunannya menurun menjadi defisit 2,4 miliar NZD, defisit perdagangan terbesar sejak pertengahan tahun 2009. Perekonomian Selandia Baru masih menghadapi tantangan utama penguatan mata uang serta tingginya harga rumah. Laporan lain dari ANZ menunjukkan tingkat kepercayaan Selandia Baru menurun ke level 30.2 di bulan April dari level 35.8 di bulan Maret.

Investasi Bisnis, Ekspor Hadang Laju Pertumbuhan Ekonomi AS. Perekonomian AS hampir tidak bertumbuh pada kuartal pertama, tertekan oleh penurunan tingkat investasi bisnis dan ekspor pasca penurunan harga minyak dan dollar menguat. Gross domestic product, volume semua barang dan jasa yang diproduksi, naik pada laju tahunan sebesar 0.2%, menyusul laju sebesar 2.2% pada kuartal sebelumnya, menurut data Departemen Perdagangan hari Rabu di Washington. Hasil survey Bloomberg menunjukkan proyeksi untuk kenaikan sebesar 1%. Tingkat belanja konsumen, bagian terbesar perekonomian, naik sebesar 1.9%, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi.

 Earnings Kurang Mengesankan, Asia Ditutup Negatif. Mayoritas saham Asia diperdagangkan melemah pada hari Rabu, seiring investor mencerna beberapa earnings perusahaan di kawasan Asia dan menantikan pengumuman kebijakan terbaru dari Federal Reserve untuk memperoleh petunjuk tentang kenaikan suku bunga di AS. Sempat tertekan oleh earnings sektor keuangan yang lemah, indeks Shanghai Composite ditutup flat seiring investor merespon berita yang menyebutkan jika People's Bank of China mungkin akan mengijinkan bank komersial untuk menggunakan obligasi pemerintah daerah sebagai jaminan likuiditas via skema Pledged Supplementary Lending (PSL). Indeks Hang Seng melemah 0,7% pasca regulator sekuritas China memperingatkan tentang resiko dari kenaikan tajam baru-baru ini. Indeks KOSPI ditutup 0,2% lebih rendah, melanjutkan penurunan untuk hari ke-4 beruntun, seiring penurunan saham perusahaan besar seperti Kepco dan Hyundai Motor mengimbangi kenaikan saham Samsung Electronics. Sementara pasar saham Jepang ditutup untuk liburan Showa Day.

Bursa Eropa Diterpa Aksi Jual Akibat Penguatan Euro. Bursa saham Eropa merosot pada hari Rabu, investor merespon penguatan tajam euro terhadap dollar menjelang pengumuman hasil rapat kebijakan moneter Federal Reserve AS yang berlangsung selama dua hari. Indeks DAX 30 Jerman yang diuntungkan oleh pelemahan euro tahun ini, merosot 378,94 poin atau 3,2% menjadi 11432,72. Berdasarkan data dari FactSet, persentase penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak 3 Maret 2014. Dari Paris, indeks CAC 40 anjlok 2,6% menjadi 5039,39, merupakan penurunan harian terbesar sejak bulan Januari. Sementara indeks FTSE 100 Inggris turun 1,2% menjadi 6946,28 dengan seluruh sektor mencatat penurunan. Masih menurut FactSet, persentase penurunan FTSE merupakan yang terbesar sejak 31 Maret lalu.

Wall Street Masih Lemah Paska Pernyataan The Fed. Bursa saham AS berjangka bertahan di teritori negative hari Kamis setelah pernyataan Federal Reserve memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga acuan masih terbuka peluang dalam beberapa bulan mendatang, meskipun timing kenaikan suku bunga The fed masih belum dapat dipastikan. Setelah melakukan rapat FOMC selama 2 hari, The Fed menyatakan bahwa pelambatan ekonomi yang tampak selama Q1 2015 hanya bersifat sementara, mengindikasikan bahwa bank sentral masih berpeluang menaikkan suku bunga. Bursa Wall Street melemah setelah pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan pelambatan sepanjang kwartal pertama. Indeks S&P 500 melemah 7,91 poin atau 0,4% menjadi 2.106,85. Indeks Dow Jones turun 47,61 poin atau 0,4% menjadi 18.035,53. Dan Nasdaq mengkahiri perdahangan dengan kehilangan 31,78 poin atau 0,6% menjadi 5.023.

Emas Melemah Merespon Hasil Rapat Kebijakan The Fed. Emas melemah pada hari Rabu setelah menyentuh level tertinggi 3 pekan pada sesi sebelumnya. Logam mulia tersebut bergerak turun mendekati level $1.200 per troy ons setelah hasil rapat kebijakan moneter Federal Reserve AS masih membuka peluang kenaikan suku bunga di bulan Juni. Penguatan emas sebelumnya terbantu oleh serangkaian data ekonomi yang mengecewakan dari AS yang membuat dollar melemah, dan menjadi sinyal melambatnya momentum pertumbuhan ekonomi AS. Selama perdagangan Rabu, data pertumbuhan ekonomi AS yang lebbih rendah dari ekspektasi membuat dollar melemah, sehingga membatasi penurunan emas.

Minyak Rally, Ditutup di Atas Level $58 per Barel. Minyak mentah berakhir di atas level $58 per barel pada hari Rabu, dan menjadi level tertinggi sepanjang tahun ini. Harga minyak terdorong naik setelah data dari pemerintah AS menunjukkan penurunan persediaan minyak di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma. Energy Information Administration melaporkan persediaan minyak AS naik lebih rendah dari ekspektasi sepanjang pekan lalu juga memberikan sentimen positif bagi minyak. Persediaan minyak AS pada pekan lalu naik ke rekor tertinggi dalam 16 pekan beruntun, namun kenaikan 1,9 juta barel masih lebih rendah dari laporan American Petroleum Institute hari sebelumnya sebesar 4,2 juta barel, dan survei dari Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 2,3 juta barel. Persediaan di Chusing, turun sebanyak 514.000 barel, menjadi penurunan pertama sejak bulan November.
 
Pertumbuhan Laba Twitter Bergantung Pada Penjualan Iklan. Melambatnya revenue Twitter Incs dan pertumbuhan pelanggan baru Twitter menimbulkan keraguan apakah perusahaan jejaring social tersebut dapat memperbanyak jumlah pengiklan pada platform Twitter di jangka pendek. Saham Twittter Alhasil Twitter mengeluarkan peringatan bahwa petumbuhan user Twitter akan lebih lambat di bulan April, yang memicu kejatuhan saham CFD Twitter sekitar 5.2% pada hari Rabu kemarin. Twitter telah melakukan sejumlah perubahan produknya agar dapat mendongkrak pertumbuhan user, namun angka pelanggan Twitter hanya tumbuh 18 persen dibanding tahun sebelumnya, yang sekaligus merupakan pertumbuhan terlambat dalam 5 kwartal terakhir. Market value Twitter anjlok 1/5 nya atau setara $5 milyar setelah laporan earnings Q1 yang mengecewakan. Kebanyakan analis berharap produk iklan Twiter yang terbaru, dapat mendorong tingginya pertumbuhan laba di Q1, namun hal tersebut tidak terjadi sesuai perkiraan.

Microsoft Berupaya Menarik Minat Pengembang Apps Android dan Apple. Microsoft Corp berupaya menarik minat pengembang software yang sebelumnya melupakan Windows, pada event developer di San Francisco. Eksekutif Terry Myerson menyatakan di hari Rabu bahwa perusahaannya akan memudahkan pengembang apps untuk memodifikasi apps Android maupun Apple mobile untuk dapat berjalan di smartphone Windows, PC, Tablet atau bahkan console Xbox. Bahkan membuat adaptasi apps tersebut untuk Windows akan lebih simple dan cepat. Langkah ini merupakan moment penting bagi Microsoft, dimana perusahaan menarik para coders yang menjauhi Windows dan lebih memilih Android dan Apple Inc dalam beberapa tahun terakhir. Sehingga langkah terbaru Microsoft mengindikasikan bahwa Microsoft bersedia untuk mengambil langkah- langkah yang drastic untuk menyesuaikan diri dalam dunia multiplatform dan semakin mobile.




Technical Outlook

EUR/USD. Bias bullish untuk jangka pendek namun indikator RSI dan stochastic yang terlihat berada di area jenuh beli dalam grafik 4-jam menandai potensi koreksi. Momentum bullish membutuhkan penembusan resisten 1.1240 sebelum harga dapat membidik resisten berikutnya yang terlihat di kisaran 1.1295 dan 1.1365. Sementara jika harga konsisten bergerak turun lebih rendah dari support 1.1100, dapat memicu momentum bearish dengan support terdekat terlihat di area 1.1050 dan 1.0950.

GBP/USD. Bias bullish untuk jangka pendek namun waspada potensi koreksi seiring indikator stochastic dan RSI terlihat di area jenuh jual dalam grafik 4-jam. Resisten terdekat terlihat di kisaran 1.5560 dan penembusan area ini dapat memberikan dorongan penguatan untuk selanjutnya menargetkan area 1.5615 dan 1.5670. Sebaliknya, tren pelemahan membutuhkan konfirmasi penembusan support 1.5405, untuk menargetkan support berikutnya 1.5330 dan 1.5240.

USD/JPY. Bias bearish untuk jangka pendek didukung sinyal bearish dari indikator MACD, stochastic, dan RSI dalam grafik 4-jam. Penembusan support 118.30 berpotensi memberikan tekanan tambahan pada harga, utnuk menargetkan support berikutnya 117.85 atau bahkan 117.10. Sementara penembusan resisten 119.30 seharusnya dapat memicu momentum penguatan untuk membidik area 119.80 - 120.30.

USD/CHF. Bias bearish setelah harga menembus ke bawah area 0.9400, menuju area 0.9290 sebagai support terdekat sebelum menguji area 0.9170. Sementara itu, resisten terdekat ada pada area 0.9400, break kembali ke atas area tersebut dapat memicu rebound bullish lanjutan kembali ke atas area 0.9500. Secara keseluruhan kami masih lebih memilih outlook bearish selama harga bertahan di bawah area 0.9500.

 AUD/USD. Bias masih bullish dalam jangka pendek, menuju target bullish terdekat di sekitar area 0.9135. Diperlukan break ke atas area tersebut untuk melanjutkan outlook bullish menuju area 0.9300. Sementara itu, RSI dan stochastic masih berada dalam kondisi overbought, yang mana berpotensi memicu koreksi bearish kembali ke area 0.7910 atau bahkan area 0.7845.

XAU/USD. Bias netral dalam jangka pendek, support terdekat terlihat pada kisaran 1197, sementara resisten terdekat berada pada kisaran 1212. Penembusan di bawah area 1197 akan membawa harga turun menuju untuk menguji area 1188. Disisi lain penembusan dan gerakan konsisten di atas area 1212 seharusnya memicu momentum bullish untuk menguji area 1220.

Hang Seng Futures.konsisten diatas area 28350 untuk memicu momentum bullish lebih lanjut mengincar area 28550. Di sisi bawahnya, support terdekat tampak di area 28160, berbalik lagi secara konsisten dibawah area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas di jangka pendek kemungkinan menguji area support 27900 sebelum melanjutkan recovery ke atas.

Nikkei Futures. Bias intraday menjadi bearish di jangka pendek namun dibutuhkan penembusan konsisten dibawah area 19665 untuk memicu skenario koreksi bearish lebih lanjut mengincar area 19500. Resisten terdekat tampak di area 19810, berbalik lagi secara konsisten diatas area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas di jangka pendek kemungkinan menguji area 19915.

Kospi Futures. Bias masih bullish selama harga bertahan di atas area 267.50, dengan break ke atas area 270.00 akan membuka peluang untuk menguji area 272.30 atau bahkan 276.15. Untuk pergerakan turun, break ke bawah area 267.50 berpotensi mengubah outlook menjadi bearish menuju area 262.10 dalam jangka menengah.




sumber: monexnews
 
DISCLAIMER:
Semua tulisan yang terdapat dalam publikasi ini hanya bersifat informasi saja dan tidak ditujukan sebagai saran untuk melakukan trading. kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari publikasi ini.

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.