Tuesday, April 14, 2015

daily analis 14 apr 2015

 EURUSDH1


Market Review
 Data China Tenggelamkan Aussie. Aussie merosot pada hari Senin setelah konstraksi mengejutkan dari ekspor China, menambah kekhawatiran akan melambatnya negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan mitra dagang terbesar Australia tersebut. Berdasarkan data yang dirilis hari Senin, ekspor dan impor China di bulan Maret merosot tajam dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data China tersebut dilaporkan jelang rilis beberapa indikator ekonomi Australia pekan ini. Data tersebut termasuk tingkat kepercayaan bisnis yang dirilis hari Selasa, sentimen konsumen hari Rabu, dan data tenaga kerja hari Kamis.

 Euro Lanjutkan Pelemahan, Sentuh Level Terendah 4 Pekan. Euro melemah menuju $1.05 pada hari Senin, dan menyentuh level terendah dalam empat pekan terakhir. Berlanjutnya ekspektasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan kedepan masih menopang dollar dan menekan euro. Mata uang 19 negara tersebut telah melemah 13% sepanjang tahun ini setelah ECB mengumumkan program quantitaive easing senilai 1 triliun euro pada Januari lalu. Bank sentral Eropa tersebut mulai membeli obligasi pada bulan lalu, yang menekan yield obligasi ke level terendah. Sentimen euro juga terseret ketidakpastian mengenai masalah bailout Yunani.

 Sterling Bergerak di Level Terendah Lima Tahun. Pound sterling bergerak di level terendah lima tahun, pergerakan masih terbebani data produksi industri Inggris yang lebih rendah dari ekspektasi dan kekhawatiran akan ketidakpastian politik jelang pemilihan umum bulan depan. Pasar juga menanti data inflasi Inggris yang akan dirilis pada hari Selasa, dengan perkiraan tetap sebesar 0%. Bank of England pada rapat kebijakan pekan lalu mempertahankan suku bunga dan para pembuat kebijakan bersikap “wait and see” apakah penurunan inflasi yang sementara akan menjadi ancaman besar bagi ekonomi Inggris.

 Ekspor China Bulan Maret Lebih Buruk Dari Ekspektasi. Berdasarkan data yang dirilis hari Senin, ekspor dan impor China di bulan Maret merosot dari tahun sebelumnya. Ekspor merosot 15% dari bulan Maret 2014, jauh meleset dari ekspektasi kenaikan signifikan berdasarakan survei Reuters sebesar 12%, dan survei Wall Street Journal yang memperkirakan kenaikan 10%. Impor juga sama buruknya setelah merosot 12,7%, lebih besar dari ekspektasi penurunan 12% berdasarkan survei Wall Street Journal. Akibat penurunan tersebut, surplus neraca perdagangan menjadi $3,1 miliar, jauh di bawah perkiraan $45,4 miliar oleh Reuters dan surplus di bulan Februari sebesar $60,6 miliar.

 Abaikan Data China, Sebagian Besar Bursa Asia Menguat. Bursa saham China memimpin penguatan pada bursa Asia untuk menyentuh level tinggi 7-tahun baru pada hari Senin, sementara indeks Nikkei 225 Jepang kesulitan untuk mendapatkan momentum setelah masih diperdagangkan di bawah level kunci 20,000. Indeks gabungan Shanghai China rally sebesar 1.5% kendati tingkat eskpor anjlok lebih dari ekspektasi, turun sebanyak 14.6% di bulan Maret dari setahun lalu, menurut data pemerintah dari Senin. Di Hong Kong, indeks Hang Seng menguat sebanyak 1% menuju level tertinggi sejak Januari 2008, menuju rally selama 4 sesi berturut-turut. Bursa saham Jepang diperdagangkan fluktuatif pada hari perdagangan pertama pekan ini seiring aksi profit-taking investor pasca rally belakangan ini. Indeks Kospi Korea Selatan ditutup menguat setelah mencapai ke dekat level tinggi 4-tahun pada sesi tengah hari, dengan penguatan tajam pada saham perumahan.

 Bursa Eropa Berakhir Mixed, Saham Pertambangan Merosot. Bursa saham Eropa ditutup mixed pada hari Senin, seiring investor berhenti untuk mengambil nafas setelah reli kuat pada pekan lalu. Saham pertambangan, yang pemaparannya berat ke China, adalah penyebab kinerja buruk utama indeks, setelah data yang lemah dari negara dengan tingkat ekonomi terbesar kedua di dunia tersebuut membantu membatasi sentimen aset beresiko. Ekspor China turun lebih besar dari perkiraan di bulan Maret, turun 14.6% dari periode setahun yang lalu. Penurunan harga bijih besi dan juga penurunan dari Citi juga membantu penambahan pelemahan di sektor ini. Penurunan di saham pertambangan telah membebani indeks FTSE 100 yang turun 0.4% menjadi 7,064.30, menjauh dari rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada hari Senin. Sementara itu indeks DAX Jerman turun sebesar 0.3% menjadi 12,338.73. Saham produsen mobil Volkswagen AG melemah 1.9% setelah krisis alih kepemimpinan meledak pada hari Jumat, dengan kepala eksekutif Martin Winterkorn berjanj untuk menentang penggulingannya

 Wall St Was-Was Menjelang Dimulainya Musim Earnings. Wall Street mengakhiri rally 3 hari beruntun dan ditutup melemah pada hari Senin, seiring meningkatnya kewaspadaan investor menjelang musim laporan pendapatan. Musim earnings kuartal pertama secara resmi akan dimulai pada hari Selasa, dengan JPMorgan Chase dan Wells Fargo dijadwalkan untuk mengumumkan hasil sebelum bel pembukaan perdagangan. Sedangkan Intel akan melaporkan earnings mereka setelah bel penutupan. Di bawah tekanan Dollar AS yang kuat dan harga minyak yang rendah, laba korporasi diproyeksi akan negatif secara signifikan untuk pertama kalinya dalam 6 tahun. Sempat bergerak positif, Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 0,45% menyusul penurunan saham GE. S&P500 juga kehilangan 0,46%, terseret kinerja buruk sektor industri. Sementara Nasdaq Composite tergelincir 0,15%.

 Harga Minyak Kurangi Penguatannya, Namun Berakhir Lebih Tinggi. Harga minyak mentah berjangka melepaskan penguatan yang dicapai sebelumnya menjelang penutupan sesi hari Senin seiring melimpahnya suplai minyak global masih membatasi penguatan harga di saat para trader mengambil keuntungan setelah harga minyak sebelumnya terdorong lebih tinggi. Harga minyak mentah AS ditutup naik 27 sen, atau 0.5%, di $51.91 per barel. Kontrak naik ke level tertinggi di $53.10, yang berada masih di bawah MA 100 di $53.18. Belum bisa berada di atas level teknikal utama sejak Juni 2014. Sementara itu minyak Brent kontrak Mei naik 45 sen di $53.80 per barel, telah berfluktuasi diantara $57.46 hingga $59.54.

 Emas Tergelincir Karena Penguatan Dollar, Pada Outlok Suku Bunga AS. Harga emas tergelincir untuk keempat kalinya dalam lima sesi pada hari Senin, seiring menguatnya dollar setelah adanya beberapa komentar terbaru dari pejabat Federal Reserve bahwa bank sentral dapat melihat kenaikan suku bunga yang lebih cepat. Pejabat Fed Jeffrey Lacker pada hari Jumat menegaskan kembali seruannya untuk bank sentral AS untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga di bulan Juni dan mengatakan bahwa tidak usah merasa malu untuk mereka menyesuaikan kembali jika data ekonomi menuntut hal itu. Harga emas spot turun hampir 1 persen ke sesi terendah di $1,196.23/onz, sebelum kembali pulih ke kisaran $1,199, turun sebesar 0.7%. Harga emas AS berakhir turun $5.30, atau 0.4%, di $1,199.30/onz.

 Qualcomm Berupaya Merespon Desakan Investor. Melalui sebuah pernyataan Qualcomm Inc. mengatakan "menyambut baik masukan dari pemegang saham", menyusul seruan dari aktivis investor Jana Partners agar perusahaan melakukan spin off bisnis semikonduktor. Jana, yang menguasai lebih dari $2 milyar saham Qualcomm, juga menganjurkan pemangkasan biaya dan pengembalian lebih banyak modal kepada pemegang saham. "Kami berencana membeli kembali $10 milyar saham biasa dalam setahun sebagai komitmen pengembalian modal, itu menjadi bagian dari program buyback $15 milyar saham yang baru diumumkan," menurut Qualcomm. "Sejak awal, kami telah melampaui target pengembalian modal minimum kami yang sebesar 75% dari free cash flow." Kendati ditutup menguat tipis 0,1% pada hari Senin, saham Qualcomm Inc. telah kehilangan 7% sepanjang tahun ini.

 RBS Berniat Melepas Unit Bisnis di Luksemburg. Bank yang ditopang pemerintah Inggris, Royal Bank of Scotland Plc, berniat untuk menjual bisnis pengelolaan dana di Luksemburg, sebagai bagian dari rencana perampingan dan fokus pada perbankan ritel dan komersial di Inggris yang menjadi bisnis utama. RBS mengatakan telah menunjuk PricewaterhouseCoopers sebagai penasehat penjualan bisnis manajemen dana di Luksemburg, yang berdasarkan perhitungan akhir tahun lalu memiliki aset senilai €28,5 milyar (£20,5 milyar). "Sejalan dengan strategi kami untuk memperamping RBS, dan lebih berfokus sebagai bank, kami memutuskan untuk menjual RBS S.A. di Luksemburg," menurut bank. Tahap pertama dari proses itu diklaim telah "berjalan dengan baik", dengan perusahaan telah bekerjasama dengan PwC untuk memilih sejumlah pembeli potensial dan melanjutkannya ke tahap diskusi.




Technical Outlook
 EUR/USD. Bias bearish dalam jangka pendek, berpotensi menguji area 1.0535. Penembusan di bawah area tersebut akan membawa harga turun menuju area 1.0500. Pada pergerakan ke atas, penembusan di atas area 1.0625 akan merubah bias menjadi netral akibat arah pergerakan menjadi tidak jelas, lebih jauh menguji area 1.0690.

 GBP/USD. Bias netral dalam jangka pendek, support terdekat terlihat pada kisaran 1.4580, sementara resisten terdekat berada pada kisaran 1.4720. Penembusan di bawah area 1.4580 akan membawa harga turun untuk menguji area 1.4520, sebelum membidik area 1.4480. Disisi lain penembusan dan gerakan konsisten di atas area 1.4720 seharusnya memicu momentum bullish menuju area 1.4830.

 USD/JPY. Bias netral dalam jangka pendek dengan rentang perdagangan potensial antara area 119.45 - 120.70. Penembusan di bawah area 119.45 seharusnya memicu momentum bearish untuk menguji area 118.75. Disisi lain, penembusan konsisten di atas area 120.70 akan membawa harga naik menguji kembali area 121.30.

 USD/CHF. Bias masih bullish setelah harga bertahan di atas MA 200 pada grafik 4 jam. Penembusan di bawah MA 200 (0.9725) akan membawa bias ke netral, lebih jauh menguji area 0.9670. Pada pergerakan ke atas, resisten terdekat berada pada kisaran 0.9800. Penembusan konsisten di atas area tersebut akan memicu momentum bullish untuk menguji kembali area 0.9880
 AUD/USD. Bias bearish dalam jangka pendek, berpotensi menguji area 0.7530. Penembusan di bawah area tersebut akan membawa harga turun menuju area 0.7500. Pada pergerakan ke atas, penembusan di atas area 0.7625 akan membawa bias kembali ke netral akibat arah pergerakan menjadi tidak jelas, lebih jauh menguji area 0.7685.

 XAU/USD. Bias sideways dalam jangka pendek dengan potensi kisaran perdagangan terlihat diantara area 1193 (fibonancci 38.2%) dan 1205 (Fibonancci 23.6%) pada grafik 4 jam, diperlukan menembus salah satu sisi untuk dapatkan petunjuk lebih lanjut. Untuk sisi atasnya, break dia atas area 1205, seharusnya dapat memicu bullish lebih lanjut menargetkan ke area 1214. Dan untuk sisi bawahnya, jika harga dapat break di bawah area 1193, harga dapat menguji ke area 1183 sebagai level support selanjutnya..

 Hang Seng Futures. Berdasarkan grafik 4-jam, bias masih bullish terutama jika harga mampu break konsisten di atas area 28120. Yang akan memicu momentum bullish lebih lanjut menguji ulang area 28200 atau bahkan area yang lebih tinggi lagi. Pada sisi sebaliknya, support terdekat berada di area 27990. Dengan stochastic dan RSI yang telah sangat overbought, break kembali di bawah area tersebut seharusnya bisa memicu skenario koreksi bearish menuju area 27610 sebelum mengincar area 27190.
 Nikkei Futures. Berdasarkan grafik 4-jam, bias cenderung bearish meskipun masih dibutuhkan break konsisten di bawah area 19835 untuk memicu momentum bearish lebih lanjut menuju area 19725 sebelum mengincar area 19610. Pada sisi sebaliknya, MA-21 di sekitar 19910 akan bertindak sebagai resistensi terdekat. Break kembali di atas area tersebut akan membawa harga ke zona netral dalam jangka pendek dengan kemungkinan menguji ulang area 19975. Resistensi selanjutnya berada di area 20040.
 Kospi Futures. Bias bullish dalam jangka pendek seiring harga masih bergerak di atas MA 50-100-200 di grafik 4 jam. Level resisten terdekat berada di kisaran area 265.30, break di atas area tersebut dapat memicu bullish lanjutan menuju ke area 266.10 sebelum menargetkan ke wilayah 267.70. Namun, kegagalan untuk menembus ke atas 265.30 dapat menyebabkan harga terkoreksi ke area 262.50 seiring indikator Stochastic di wilayah jenuh beli. Break di bawah wilayah 262.50 dapat memicu pergerakan bearish lebih lanjut menuju ke area 261.50 sebelum menguji ulang ke wilayah 260.15




 sumber: monexnews
DISCLAIMER:
Semua tulisan yang terdapat dalam publikasi ini hanya bersifat informasi saja dan tidak ditujukan sebagai saran untuk melakukan trading. kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari publikasi ini.

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.