Tuesday, March 24, 2015

daily analis 24 mar 2015

GBPUSDH4


Market Review


 Data CBI Menambah Beban Poundsterling. Poundsterling melemah terhadap, terpisahkan dari mata uang lain yang menguat terhadap Dollar, seiring kewaspadaan Bank of England (BOE) pekan lalu yang melihat tingginya nilai tukar Poundsterling dapat memperpanjang tingkat inflasi yang rendah. Pertengahan sesi Eropa, Confederation of British Industry (CBI) melaporkan indeks ekspektasi pesanan industri Inggris di bulan Maret turun ke level nol dari level +10 di bulan Februari. Data ini lebih rendah dari prediksi ekonom yang disurvei Reuters yaitu penurunan hanya ke level +9. Tingginya nilai tukar Poundsterling dan perlambatan di zona Euro menjadi penyebab anjloknya tingkat pesanan ekspor ke level terendah 2-tahun dari level -8 pada bulan lalu menjadi -26 di bulan Februari. Penurunan ini menggoyahkan optimisme perekonomian Inggris.

 Yen Menguat Terhadap Dollar Usai Komentar Pejabat Fed. Dollar melemah terhadap mata uang Jepang setelah pernyataan dari beberapa pejabat Federal Reserve. Fed James Bullard menyatakan mata uang AS sudah mendekati nilai wajarnya dan Wakil Gubernur Federal Reserve Stanley Fischer mengatakan kenaikan suku bunga akan dijalankan di akhir tahun 2015. Penundaan kenaikan suku bunga membuat investor berpaling dari Dollar. Pasar juga mengabaikan berita domestik yaitu pertemuan Perdana Menteri Shinzo Abe dan Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda. Kuroda menyatakan Perdana Menteri Jepang tidak menanyakan pertanyaan spesifik mengenai perekonomian maupun kebijakan moneter saat pertemuan eksklusif pertama mereka sejak bulan September.

 Sikap the Fed Masih Bebani Dollar. Dollar meneruskan pelemahannya di hari Senin pasca pelemahan mingguan paling tajam dalam 3-1/2 tahun, mendorong naik harga minyak dan bursa saham seetlah Federal Reserve pekan lalu mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga mungkin akan datang lebih lambat. Euro menguat sebanyak 1% dan indeks dollar melemah hampir sebanyak 1%. Euro menguat terhadap dollar kendati komentar oleh Presiden European Central Bank Mario Draghi mengenai rencana stimulus pembelian obligasi, yang mana cenderung melemahkan euro. Trader dan investor fokus pada waktu pengetatan kebijakan oleh the Fed, yang kemungkinan besar akan terjadi di bulan September atau Oktober.

 Penjualan Rumah Tangan Kedua di AS di Bawah 5 Juta Unit. Tingkat penjualan rumah tangan kedua di AS berada di bawah laju tahunan 5 juta unit di bulan Februari untuk kedua bulannya, menunjukkan industri perumahan kesulitan untuk bangkit di tengah kenaikan harga dan minimnya suplai. Tingkat penjualan yang biasanya memakan waktu 1 atau 2 bulan setelah kontrak ditandatangani, naik sebesar 1.2% menuju tingkat tahunan pada 2.88 juta unit, menurut laporan National Association of Realtors hari Senin di Washington. Keaikan harga rumah naik yang lebih cepat daripada upah, syarat pinjaman yang masih ketat dan minimnya jumlah pilih properti membuat masyarakat Amerika enggan mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga kredit perumahan yang masih berada dekat rekor rendah.

 Termotivasi Wall Street, Bursa Asia Menguat. Bursa saham Tokyo memimpin penguatan bursa saham Asia dan mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir pada hari Senin, termotivasi penguatan bursa saham AS pada akhir pekan lalu. Indeks Nikkei 225 mencatat level tertinggi 15 tahun baru setelah menguat 1% menjadi 19.754,36, sentimen positif dari penguatan Wall Street mampu mengimbangi efek negatif dari penguatan yen. Indeks Hang Seng naik 0,5% menjadi 24.494,51, terpicu penguatan bursa saham di China daratan yang menguat dalam sembilan sesi beruntun. Bursa saham Korea Selatan, Kospi (KS11) flat pada level 2.036,59, dan KS(200) pada level 258,95 akibat lesunya kinerja saham-saham heaviweight.

 Yunani Kembali Menjadi Sorotan, Bursa Eropa Melemah. Bursa saham Eropa melemah pada hari Senin investor berfokus pada pertemuan antara pemimpin Yunani dan Jerman ditengah peningkatan tensi terhadap program bailout. Kinerja saham eksportir masih baik akibat rendahnya nilai tukar euro menjadikan harga barang ekspor menjadi lebih atraktif bagi konsumen di luar Eropa. Kinerja eksportir tersebut berkontribusi terhadap rally 21% bursa saham Jerman sepanjang tahun ini, yang mendorong DAX 30 untuk pertama kalinya melewati level 12.000. Namun DAX pada hari Senin melemah 1,2% menjadi 11.895,84, disusul indeks CAC Perancis yang turun 0,7% menjadi 5.054,52. Sementara indeks FTSE Inggris menguat 0,2% dan mencapai rekor tertinggi baru 7.037,67.

 Aksi Jual di Akhir Perdagangan Lemahkan Wall Street. Bursa saham AS menghapus penguatan di 15 menit akhir perdagangan, dan ditutup melemah tipis pada hari Senin. Fluktuasi di pasar mata uang kemungkinan masih berlanjut pengaruhi sentimen di bursa saham. Kinerja Dollar tahun lalu yang perkasa telah membatasi ekspektasi laba perusahaan besar di AS dan menghambat penguatan bursa saham AS, namun pelemahan Dollar sejauh ini berhasil menopang kinerja bursa saham. Selain itu sentimen juga menjadi mixed, sehingga terpicu fase konsolidasi dalam beberapa minggu terakhir, karena masih terdapat ketidakpastian potensi kenaikan suku bunga serta imbasnya terhadap Dollar, namun di satu sisi terdapat optimisme pemulihan ekonomi AS. Indeks S&P 500 melemah 0,2% menjadi 2.104,42. Indeks Dow Jones turun 0,1% menjadi 18.116,04, dan Nasdaq kehilangan 0,3% menjadi 5.010,97.

 Emas Menguat Empat Hari Beruntun. Emas menguat dalam empat hari beruntun hingga hari Senin, masalah utang Yunani dan pelemahan dollar mampu mengangkat kinerja emas. Dalam pidatonya di hadapan Parlemen Eropa pada hari Senin, Presiden bank sentral Eropa, Mario Draghi mengatakan dialog antara Yunani dan krediturnya perlu diperbaiki, dan Yunani harus menghormati komitmen utang terhadap semua krediturnya. Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras mengadakan pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Senin.

 Pelemahan Dollar Angkat Minyak. Pelemahan dollar pada hari Senin mampu mengangkat harga minyak, namun penguatan masih terbatas setelah pernyataan dari Arab Saudi memberikan indikasi jumlah produksi minyak mentah tidak akan berubah. Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali al-Naimi, pada hari Minggu mengatakan ia akan membiarkan pasar untuk menentukan harga minyak, dan tidak akan mengurangi produksi kecuali jika negara non-OPEC melakukannnya. Wall Street Journal melaporkan, dalam konfrensi di Riyadh tersebut, Naimi menambahkan keputusan OPEC untuk mempertahankan pangsa pasar akan gagal jika harus memangkas produksi minyak mentah. Arab Saudi dikatakan menghasilkan 10 juta barel minyak mentah per hari, yang akan menjadi jumlah produksi terbesar sejak bulan Juli.

 Saham Gilead Anjlok Paska Peringatan Efek Samping Obat Hepatitis C. Saham Gilead Sciences Inc merosot 2 persen di hari Senin setelah perusahaan tersebut memperingatkan potensi resiko yang fatal bagi pasien yang diobati dengan obat hepatitis C terlaris yang digunakan bersamaan dengan obat jantung amiodarone. Glean menyatakan pada berbagai provider asuransi di hari Jumat bahwa dari 9 kasus pasien yang diobati dengan Harvoni atau Sovaldi, dan secara bersamaan mengkonsumsi amiodarone, akan menderita kondisi detak jantung yang lemah dikenal dengan symptom bradycardia, dimana salah satu pasien meninggal dunia akibat kondisi ini. Sovaldi sejauh ini telah membukukan penjualan senilai $1.7 milyar sepanjang Q4 2015, dengan kombinasi pengobatan terbaru yakni Harvoni, telah menunjukkan penjualan $2.1 milyar untuk kedua produk obat tersebut. Gilead sendiri masih optimis terhadap keamanan obat Sovaldi dan harvoni, dana kan terus memonitor keamanan obat tersebut dengan para regulator kesehatan serta komoditas medis.

 Perusahaan Migas AS Pangkas Pengeluaran Seiring Kejatuhan Minyak Mentah. Berbagai produsen minyak dan gas bumi AS, termasuk Exxon Mobil, Chevron, dan ConocoPhillips telah memangkas rencana pengeluaran modal nya untuk 2015, menyusul kejatuhan tajam harga minyak dunia sejak bulan Juni. Pemangkasan belanja modal sebelumnya telah diumumkan oleh produsen dengan kisaran 25 – 60% sejak akhir 2014, sementara produksi diperkirakan akan merosot atau setidaknya bergerak datar agar harga dapat kembali pulih. Minyak mentah AS berjangka anjlok 50 persen sejak bulan Juni, ke level $46 per barrel akibat upaya Saudi Arabia dan OPEC untuk menyingkirkan kompetitir produsen minyak lain yang berbiaya tinggi. Di level minyak pada harga $100 per barrel, beberapa perusahaan migas AS telah menambah anggaran belanja modal nya secara intenstif. Di luar Amerika Serikat, Schlumberger memperkirakan pengeluaran belanja internasional untuk eksplorasi maupun produksi telah anjlok 10 – 15 persen di 2015, melanjutkan tend pelemahan tahun lalu mengindikasikan bahwa pasar minyak global cenderung melakukan pengetatan anggaran hingg semester kedua tahun ini.




Technical Outlook

  EUR/USD. Bias bullish untuk jangka pendek dengan indikator stochastic, RSI, dan MACD dalam grafik 4- jam secara kolektif mensinyalkan potensi bearish. Penembusan resisten terdekat di area 1.1000 dapat memicu momentum bullish lanjutan untuk menargetkan area 1.1090 (MA-200). Sementara break ke bawah support terdekat di area 1.0825 (MA-200) dapat semakin menekan harga untuk menargetkan support 1.0710.

 GBP/USD. Bias bullish untuk jangka pendek, berpotensi menargetkan MA-100 di kisaran 1.5040 sebelum dapat menargetkan resisten selanjutnya di area 1.5095. Sebaliknya, pergerakan konsisten turun yang menembus support terdekat di area 1.4830 (MA-50) akan memberikan tekanan tambahan untuk harga menargetkan 1.4720.

 USD/JPY. Bias bearish untuk jangka pendek didukung sinyal bearish indikator MACD dalam grafik 4-jam. Support terdekat terlihat di area 119.25 dan penembusan area ini akan memicu tren penurunan lanjutan menargetkan support selanjutnya dalam kisaran 118.90. Sebaliknya, indikator stochastic mensinyalkan jenuh jual, membuka potensi penguatan jangka pendek untuk menargetkan area 120.10 sebelum dapat menguji resisten lebih tinggi di kisaran 120.60 (MA-100).

 USD/CHF. Bias bearish dalam jangka pendek terutama jika harga dapat bertahan di bawah a rea 0.9740, menuju area 0.9625 sebelum menguji support pada area 0.9570. Sementara itu, stochastic dan RSI yang oversold pada grafik 1 jam dapat memicu rebound bullish kembali ke area 0.9740, braek ke atas area ini dapat melanjutkan rebound untuk menuju area 0.9810. Hanya break ke atas area ini yang dapat menghambat momentum bearish saat ini.

 AUD/USD. Berhasil menembus ke atas 0.7850 kemairn, aussie bergerak naik utnuk menuju target bullish selanjutnya pada 0.7910. Break ke atas area ini dapat melanjutkan outlook bullish untuk menguji area 0.8010. Untuk pergerakan turun, support terdekat ada pada area 0.7850, break kembali ke bawah area ini dapat memicu koreksi bearish setidaknya menuju area 0.7780.

 XAU/USD. Bias bullish dalam jangka pendek berpotensi menguji area 1194. Penembusan di atas area tersebut akan memicu momentum bullish lebih lanjut untuk menguji area 1200, sebelum menuju area 1207. Pada pergerakan ke bawah, support terdekat berada pada kisaran 1182, penembusan konsisten di bawah area tersebut akan membawa bias kembali ke netral, lebih jauh menguji area 1175.

 Hang Seng Futures. Bias intraday menjadi bullish di jangka pendek khususnya jika harga berhasil tembus lagi secara konsisten diatas area 24540 untuk memicu momentum bullish lebih lanjut mengincar area 24710. Di sisi bawanya, support terdekat tampak di area 24360, berbalik lagi secara konsisten dibawah area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas di jangka pendek kemungkinan menguji area support 24200.

 Nikkei Futures. Bias intraday berbalik bullish di jangka pendek namun dibutuhkan penembusan konsisten diatas area 19750 untuk memicu momentum bullish lebih lanjut mengincar area 19870. Di sisi bawahnya, hanya penembusan konsisten dibawah area 19565 dapat menambah tekanan bearish kemungkinan mengincar area support 19380 sebelum dapat terpantul ke atas kembali.

 Kospi Futures. Bias masih bullish, namun harga bergerak sideways di sekitar area 259.50 - 261.80. Dibutuhkan break ke atas area 261.80 untuk melanjutkan outlook bullish menuju area 264.35. Sementara break ke bawah 259.50 dapat memicu koreksi bearish lebih lanjut menuju area 257.00 sebelum menguji area 253.30. Secara keseluruhan kami masih lebih memilih outlook bullish selama harga bertahan di atas area 253.30.




sumber: monexnews
DISCLAIMER:
Semua tulisan yang terdapat dalam publikasi ini hanya bersifat informasi saja dan tidak ditujukan sebagai saran untuk melakukan trading. PT.Monex Investindo Futures berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. PT. Monex Investindo Futures tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari publikasi ini.

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.